Tanggal | Tempat | Kota |
---|---|---|
Belum ada jadwal terbaru |
DESKRIPSI
Menjadi bank devisa nampaknya adalah suatu pilihan yang tepat untuk meningkatkan performance suatu bank. Namun demikian, apakah benar bank-bank yang semula bank non devisa sudah mampu memanfaatkan peluang ini setelah dia menjadi devisa ? Apakah benar bank-bank devisa yang sudah sekian lama menjadi bank devisa telah secara optimal menggunakan kesempatannya secara baik ? Masih kita bisa lihat beberapa bank yang sudah memperoleh status sebagai bank devisa namun belum juga ada transaksi devisanya yang siginifikan. Apakah sebaiknya semua bank non devisa segera menjadi bank devisa saja ? Atau apakah malah sebaliknya tidak perlu menjadi devisa ? Bukankah risiko menjadi bank devisa itu menjadi bertambah besar, sehingga mengakibatkan risiko kerugian pun menjadi besar pula ?
Demikianlah, begitu banyak pertanyaan yang muncul dalam benak kita. Kalau memang benar menjadi bank devisa itu baik, bagaimana seharusnya memanfaatkan peluang ini, sehingga benar-benar meraih kesuksesan yang diharapkan.
Setelah melalui proses yang cukup panjang dan melelahkan sebuah bank umum non devisa akan menjadi bank devisa dengan perolehan izin dari pihak Bank Indonesia. Segala persiapan, baik peralatan, sistem dan prosedur, buku pedoman kerja/manual, teknologi, infrastruktur lainnya, sumber daya manusia yang terbatas, networking dengan bank koresponden, membangun hubungan dengan nasabah-nasabah devisa, semuanya harus dibangun. Membangun dan mengkoordinasikan hal-hal seperti ini bukanlah hal mudah. Praktik saling bajak SDM maupun nasabah antar bank devisa menjadi satu hal yang biasa. Tentunya hal ini adalah tidak baik dan berpotensi untuk merugikan bank.
Sangat disayangkan bila sebuah bank sudah menjadi bank devisa tetapi kurang dapat memanfaatkan status tersebut. Padahal dengan meningkatkan aktivitas sebagai bank devisa yang sungguh banyak mendatangkan keuntungan bagi bank yang bersangkutan.
Sebagaimana dimaklumi bahwa kegiatan bank devisa yang tidak dapat dilakukan oleh bank umum non devisa adalah transaksi ekspor-impor, transaksi jasa-jasa (remittance) seperti; (transfer, jual beli wesel, jual beli traveler cheque, jual beli uang kertas asing) dan kredit serta penghimpunan dana dalam valuta asing.
Transaksi-transaksi tersebut, disamping mendatangkan pendapatan berupa komisi, juga selisih kurs yang jumlahnya sangat signifikan. Setiap terjadi transaksi dibidang international banking mesti terjadi jual-beli, bank devisa mendapatkan pendapatan, ketika menjual valuta asing ke customer dan demikian juga mendapatkan pendapatan ketika membeli valuta asing dari customer.
Pendapatan itu adalah selisih kurs, yaitu selisih harga jual dan harga beli. Transaksi jual-beli yang memungkinkan diperoleh pendapatan berupa selisih kurs tersebut diperoleh di setiap transaksi baik ekspor-impor dan seluruh transaksi jasa (remittance) dalam valuta asing.
Persoalannya adalah bagaimana meningkatkan volume transaksi, karena dengan meningkatnya volume transaksi akan meningkat jumlah pendapatan yang diperoleh. Tentu transaksi yang meningkat harus diiringi pula dengan ketramplilan mengelola transaksi tersebut agar terhindar dari risiko yang mungkin timbul dalam transaksi-transaksi devisa yang bersangkutan.
OBJECTIVE
MATERI
PARTICIPANT
1. BUMN, BUMD, BUMS yang bergerak di bidang DEVISA
2. Bank-bank Umum Non Devisa yang berniat untuk menjadi Bank Devisa
3. Bank-Bank Devisa baik BUMN, Bank pembangunan Daerah, dan Bank swasta dan Bank
Syariah dalam jabatan:
4. Staff yang akan ditempatkan pada unit kerja international banking, unit kerja
pengawasan intern dan akan dipromosikan menjadi manager.
FACILITIES
Training Kit
Handout
Certificate
Lunch + 2 X Coffee Break
Souvenir
Pick Up Participant
Data Materi Training | |
Topik Training | : Kiat Meningkatkan Volume Transaksi Bank Devisa Guna Meningkatkan Performance Bank |
Link | |
*Jumlah Peserta | Estimasi Jumlah Peserta yang di ajukan |
*Nama Peserta Yang Didaftarkan | |
Personal Data | |
*Nama | |
*Jabatan | Jabatan/Divisi/Departement |
*Nama Perusahaan | |
*Alamat Perusahaan | |
*Email Perusahaan | |
*Email Alternatif | eg: gmail, yahoo, hotmail |
*Telepon Kantor | |
Ekstensi | |
*Handphone | |
* Harus di isi | |